Apa yang dilakukan 14 mahasiswa jurusan
teknik San Jose University, California ini cukup menakjubkan. Untuk
menyiapkan tugas akhir, mereka membuat inovasi sepeda motor. Rodanya
memang dua, tetapi lebih tepatnya bukan disebut roda, mereka menggunakan
“bola” agar kendaraan bisa bergerak lebih fleksibel. Hanya, untuk
menyeimbangkannya sedikit lebih susah.
Solusinya, mereka memadukan berbagai teknologi canggih seperti Gyros sebagai sensor kemiringan, dan untuk mendapatkan keseimbangan dipakai accelerometer yang akan mengoreksi informasi kemiringan dari Gyros. Accelerometer mengandalkan ponsel pintar untuk mendeteksi perubahan posisi berdasarkan hukum gravitasi.
“Untuk menyeimbangkan sepeda motor sebenarnya mirip dengan kinerja
Segway. Untuk mengontrol sepeda motor ini, prinsipnya hampir sama juga
dengan naik motor lain, ada handgrip untuk gas, merebahkan posisi agar bisa belok, dan juga setang. Sebagai tambahan, sudah dipasang semacam joystick untuk fungsi lain seperti jalan maju, mundur, menyamping, atau melaju,” ujar pemimpin proyek ini, Max Ratner.
Diakui Max, untuk mengarahkan kendaraan memang agak susah. Butuh
keterampilan khusus, tapi yang biasa main video game, kemungkinan besar
akan mudah mengoperasikan sepeda motor yang belum ada namanya itu.
Kuncinya, tidak boleh ragu dan takut jatuh, karena prinsipnya sama
dengan naik sepeda motor.
Jika dilihat lebih detail, rangkanya dibuat dari stainless steel,
lalu ada suspensi depan dan belakang yang menggunakan Fox Racing. Semua
sistem komputer dijalankan oleh ARM micro-controllers, dan secara teori
yang mereka ajukan, motor beroda bola ini mampu melaju hingga 96,5 km
per jam.
Menurut Ratner, masih banyak yang harus dikerjakan, karena hingga
saat ini, perakitannya masih terselesaikan 85 persen. Sedangkan
pemasangan hardware, termasuk software dan elektrikal masih 20 persen,
dan pemasangan komponen sepeda motor sudah 90 persen.
“Kendalanya masih terdapat pada sistem kontrol yang berfungsi untuk menyeimbangkan sepeda motor ketika sedang berjalan. Lalu menggabungkannya dengan penggerak roda juga menjadi pekerjaan rumah kami,” ujar Ratner.
“Kendalanya masih terdapat pada sistem kontrol yang berfungsi untuk menyeimbangkan sepeda motor ketika sedang berjalan. Lalu menggabungkannya dengan penggerak roda juga menjadi pekerjaan rumah kami,” ujar Ratner.
Sistem kontrol dan penggerak akan lebih dulu di tes dan sedikit
diubah agar bisa segera difinalisasikan pengerjaannya. Kemungkinan tes
akan di gelar akhir tahun ini. Proyek mahasiswa ini didukung penuh oleh
berbagai pihak seperti Animatics, Wolfe Engineering, Atmel dan IEEE.a
0 komentar:
Posting Komentar