BSA yang jadi 'living legend'
adalah BSA GoldStar, yang bersama-sama dengan Norton Manx dan Triumph
Tiger, terkenal sebagai motor terkencang di era '50-an!
BSA Bantam 1946, klasik abis masbro!/ Foto: IstimewaMerk motor yang satu ini pasti sudah tak asing lagi di telinga para kolektor motor klasik. Yap,
itulah BSA (Birmingham Small Arms), merk motor klasik yang terakhir
dibuat tahun 1973, sebelum pabriknya bangkrut dan dibeli oleh Triumph
& Norton Villiers.
Saat ini, motor-motor BSA sesekali masih bisa dilihat berseliweran di
beberapa daerah di Indonesia seperti di Yogyakarta dan Surabaya; namun
yang terbanyak sepertinya sih di daerah Siantar, Sumatra Utara,
sebagai becak motor. Selain itu, penggemar motor klasik di tanah air
juga banyak 'berburu' beragam model BSA seperti Bantam D1, D10 hingga
Bushman dan Goldstar, untuk direstorasi dan dijadikan koleksi vintage mereka.
BSA Model-K, lansiran tahun 1909./ Foto: IstimewaThe
Birmingham Small Arms Company berdiri pada tahun 1863 di Kota
Birmingham, Inggris, sebagai pabrikan yang tak hanya memproduksi sepeda,
namun juga mobil, pesawat, senjata dan banyak lagi. Divisi sepedanya
mulai berproduksi pada tahun 1880, sedangkan sepeda bermesin perdananya
(sepeda motor) diluncurkan pada tahun 1905, menggunakan mesin Minerva
kecil yang 'dilekatkan' pada bodi sepeda.
BSA 1926 round tank, tampilannya 'garang' juga./ Foto: Istimewa
Tahun 1928, BSA sudah memproduksi sepeda motor 2-tak yaitu A28 dengan dua percepatan (jadi enak, ngoper giginya cuma sampai dua aja).
Tahun 1931, diluncurkan BSA 2-tak model baru, A31 yang punya tiga
percepatan. Nah, seri 2-tak inilah yang dianggap sebagai 'nenek
moyangnya' seri BSA Bantam yang cukup laris dan ngetop di 'jagad
persepedamotoran' dunia. Buat informasi, BSA Bantam Bushman berkapasitas
175cc tahun 1969-1973 disebut-sebut sebagai BSA Bantam yang paling kenceng di kelasnya, dengan kecepatan maksimum 65 mph atau sekitar 110 km per jam.
Iklan BSA tahun '60-an, asli retro masbro./ Foto: IstimewaMotor
BSA sendiri di Indonesia kebanyakan dibawa oleh pasukan Sekutu saat
masa akhir Perang Dunia II, sebagai bagian dari alat mobilitas mereka
dalam masa peralihan kekuasaan Jepang di tanah air. Namun, saat Sekutu
akhirnya hengkang dari Indonesia, motor-motor ini lantas ditinggalkan
begitu saja, dicuekin, hingga akhirnya teronggok di pinggir jalan atawa di gudang-gudang. Selain itu, saat itu memang tidak ada toko penjual spare part BSA, apalagi teknisi yang mengerti mesinnya. Jadilah, motor-motor BSA itu numplek, nganggur tak terpakai.
BSA Bantam Bushman, masih asik buat dibawa nongkrong lho./ Foto: IstimewaNah,
pada 1950-an, beberapa orang dari Siantar, Sumatra Utara, berburu motor
BSA ke Pulau Jawa, seperti ke Jakarta dan Surabaya, karena sebagai kota
besar tentu dulunya banyak tentara Sekutu yang patroli memakai BSA
disana. Setelah terkumpul, motor-motor BSA itu bertahap
'ditransmigrasikan' ke Siantar menggunakan kapal laut pada sekitar
1970-an, dan sejak saat itu pulalah motor BSA mulai dimodifikasi dan
digunakan sebagai becak motor di Siantar hingga sekarang.
BSA yang jadi living legend di dunia barat adalah BSA
GoldStar. Bersama-sama dengan Norton Manx dan Triumph Tiger, BSA
Goldstar juga terkenal sebagai motor terkencang di era '50-an.
Satu-satu-nya motor suksesor BSA Gold Star seri ini adalah BSA B50 yang
dibuat dari tahun 1971-1973, sebelum masa kebangkrutan pabrikan BSA.
**MS/Dari berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar